Fabio Fognini bakal masuk 10 besar petenis tunggal putra dunia untuk pertama kali dalam karirnya. Hal ini diperolehnya usai meraih kemenangan di Monte Carlo Masters. Hasil juga merontokkan sejumlah prediksi juara Monte Carlo sebelumnya. Sebab Fognini hanya merupakan petenis unggulan ke-13 di turnamen tersebut.
Petenis Italia berusia 31 tahun itu naik ke peringkat No. 12 yang merupakan karir tertinggi dengan 2, 840 poin. Petenis ini tertinggal hanya 240 poin di belakang John Isner yang berada di peringkat 10 saat ini.
Seusai kemenangan tersebut, Fognini berkomentar, baginya sudah dekat untuk bisa menembus 10 besar petenis dunia.
Dirinya pun bercerita saat tampil buruk di AS terbuka. Lalu nyaris juga meraih gelar ketika tampil di China.
Fognini dijadwalkan akan tampil dalam turnamen tenis berikutnya dimana dirinya bisa mendapatkan 500 poin pada turnamen Barcelona minggu ini. Jika itu bisa dilakukannya, maka dirinya bisa menembus 10 besar.
Tapi Fognini mengalami cedera saat final Monte Carlo. Seandainya Fognini tidak tampil, tentu peluangnya untuk bisa menembus besar akan lebih sulit.
Fognini butuh banyak poin untuk bisa meningkatkan ranking yang diperolehnya. Namun yang jelas dirinya baru saja memenangkan gelar terbesar dalam karirnya. Dan hal itu berimbas langsung terhadap peningkatan ranking yang diperolehnya.
Tumbangkan Dusan Lajovic
Dalam babak final Monte-Carlo Masters, Fabio Fognini meraih kemenangan dua set langsung atas Dusan Lajovic.
Fognini mengalahkan petenis Serbia itu dengan skor 6-3 6-4 dalam waktu satu jam 38 menit.
Padahal sebelumnya Fognini tidak termasuk favorit. Sebab dirinya memasuki Monte Carlo Masters dengan mengalami lima kekalahan beruntun. Namun dirinya bisa tampil bagus termasuk mengalahkan petenis unggulan Alexander Zverev, Borna Coric serta Rafael Nadal.
Fognini pun memuji penampilan Dusan yang menurutnya sangat baik. Dalam pertandingan final itu, Lajovic membuat awal yang lebih baik dengan mematahkan servis Fognini sejak awal. Namun petenis Italia itu berhasil membalas dan mematahkan servis lawan sebanyak dua kali untuk memimpin 4-2 pada set pembuka.
Dirinya kemudian menyelamatkan break point sebelum backhand memberinya keunggulan.
Kedua pemain melakukan servis buruk pada set kedua. Dengan kondisi cedera pada pergelangan kaki dan cidera hamstring, Fognini tetap berhasil mendominasi.
Fognini menjadi petenis Italia pertama yang memenangkan gelar tunggal Masters 1000 dan merupakan juara Monte Carlo tertua di era terbuka.
Berkat kemenangan ini, dirinya naik ke nomor 12 di peringkat dunia serta berusaha untuk menembus 10 besar.
Perjuangan Luar Biasa
Upaya Fognini untuk meraih gelar juara begitu luar biasa. Fabio Fognini mengalami cedera dan hal itu membuat pergelangan kakinya yang terikat. Dia juga meminta pelatih membungkus paha kanannya. Dengan kondisi tersebut, berat sebetulnya pertandingan Fognini melawan Dusan Lajovic.
Tapi Fognini melakukan servis yang luar biasa. Lajovic melibatkannya dalam reli yang panjang dengan harapan Fognini cepat kelalahan. Tapi Fognini terus bisa mengumpulkan poin dengan variasi serangan yang baik.
Fognini berulang kali mampu mengembaikan pukulan lawan, sekaligus meletakkan bola ke tempat yang sulit dijangkau Lajovic.
Tembakan Fabio yang luar biasa dan tidak dapat diprediksi menjadi kunci kemenangan petenis ini.
Memang final Monte-Carlo master ini bukan seperti harpaan banyak pihak, karena banyak petenis unggulan yang tumbang.
Di final, Fognini yang menjadi unggulan ke-13 bertemu dengan Lajovic yang berada di peringkat 48 dunia. Walau begitu, permainan yang ditunjukkan oleh kedua petenis cukup bagus.
Hasil ini juga menjadi kejutan. Sebab selama ini biasanya gelar master 1000 dikuasai oleh petenis seperti Djokovic, Nadal, Roger Federer dan Andy Murray. Keempat petenis itu sudh merebut 33 gelar dari 36 turnamen Master 1000.
Selain itu, pernah Alexander Zverev menang di Roma pada tahun 2017. Tentu, faktor cuaca buruk minggu lalu di Monte Carlo menjadi tantangan tersendiri bagi para petenis.
Di turnamen tanah liat ini, juga ada Dominic Thiem yang termasuk petenis papan atas. Dirinya cukup diunggulkan tapi kalah dari Lajovic. Begitupun unggulan ketiga, Zverev, juara Masters dua kali di tanah liat, tersingkir oleh Fognini. Kedua petenis yang mampu masuk final sudah membuktikannya.
Yang juga mengecewakan di Monte Carlo adalah petenis ranking 2 Rafael Nadal. Pemain ini gagal menunjukkan kemampuan terbaiknya.
Monte Carlo merupakan turnamen dimana Nadal memenangkan 11 gelar di sini. Tapi Fognini mengalahkannya di semifinal.
Ya, kita tunggu saja pertandingan-pertandingan tenis berikutnya. Turnamen tenis akan selalu menarik diikuti karena sering menghadirkan kejutan yang luar biasa.
●●●
Kunjungi halaman blog kami untuk membaca berita TENIS dan informasi pasaran taruhan
Selalu menjadi yang terdepan dalam mendapatkan informasi seputar olahraga dan bursa taruhan